20130613

Touranger

Singkat cerita, saya ini adalah seseorang yang suka sekali dengan makhluk astral yang bernama touring. Saya pun tidak tahu kenapa saya sangat suka hal ini, apakah karena sejak kecil saya diajarkan untuk menjadi Petarung Jalanan atau apa yang lain saya juga tidak tahu persis. Jadi, dari kecil mobilitas saya sekeluarga hampir selalu digerakkan dengan sosok bernama Sepeda Motor. Dari kecil pun saya sudah pergi melanglang-buana menggunakan sepeda motor (meskipun itu masih bonceng). Saya masih ingat ketika dulu saya masih sangat kecil naik motor menempuh perjalanan empat jam dari Kota Salatiga menuju Kota Pati menunggangi Yamaha RX-Special '80an, dari Salatiga ke Solo menggunakan Honda Astrea Grand '96, dan terakhir adalah dari Salatiga ke Klaten memakai Yamaha F1Z-R '03. Mungkin itulah cikal-bakal kenapa saya sekarang sangat menyukai touring, tentu saja menggunakan sepeda motor.
Setelah beranjak cukup dewasa, mempunyai jam terbang cukup dalam mengendarai sepeda motor disertai Surat Izin Mengemudi, dimulailah petualangan saya menjadi seorang Touranger. Saat itu tanggal 21 Februari 2010, tepatnya pas kelas dua SMA dan pas libur Try Out UN untuk kelas tiga, kami bersebelas akhirnya melakukan debut perjalanan kami. Untuk debut, kami cukup berani, belum mempunyai pengalaman touring, kami langsung menjajal jalanan Salatiga menuju Wates via Candi Borobudur. Jalan berliku disertai naik-turun Kopeng kami lahap dengan antusiasme yang tinggi, jalanan berlubang Borobudur kami santap, serta jalanan khas pedesaan dihiasi tanaman Buah Naga Wates lewat! Destinasi pertama kali kami adalah Pantai Glagah, pantai berpasir hitam dengan ombak yang cukup ganas serta masih sepi pengunjung.

Pict1: Pantai Glagah
Selayaknya orang gunung (Salatiga gak ada pantai, men!) yang tidak pernah menemui 'air' Anda pasti tahu apa yang kami lakukan disana lah. Setelah berpuas ria 'minum' air laut kita melanjutkan perjalanan menuju salah satu danau/waduk yang cukup terkenal. Waduk ini bernama Waduk Sermo, sekali lagi, Waduk Sermo, bukan Waduk Germo. Jangan sampai salah sebut namanya, ya! Waduk Sermo ini berada di tempat yang (sepertinya) cukup terpencil karena kita harus melalui jalanan naik-turun berkelok seperti jika melewati Kopeng. Waduk ini cukup bisa menyegarkan mata. Lihat saja, waduk ini dikelilingi oleh bukit-bukit hijau serta ada semacam dermaga untuk menambatkan perahu hampir di tengah waduk. Seger dah pokoknya!

Pict2: Waduk Sermo

Pict3: Waduk Sermo
Akhirnya, tanggal 23 Februari 2010, setelah dua malam singgah di rumah nenek dari salah satu teman kami kami beranjak meninggalkan Kota Wates yang cukup menyegarkan pikiran itu. Kami pulang ke Kota Salatiga Hatti Beriman via Jogja-Klaten-Boyolali melalui jalanan Jatinom yang sangat menuntut skill berkendara yang sangat mumpuni. Singkatnya, itulah tonggak perjalanan saya pribadi sebagai seorang Touranger berdiri sampai saat ini, dan itu lah perjalanan yang mengawali perjalanan-perjalanan saya yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar